oleh Novita Wahyu Wulandari pada 24 November 2010

Terlihat begitu tidak berdayanya dia.Kontras dengan keseharian nya.Ceria. Riang . Aktif. Tak mau diam.
Umurnya baru enam tahun. Baru pula menginjakkan kaki mungIl itu dilantai formal sekolah Dasar Islam Ternama dan Berkualitas. Dia memang Cerdas.
Aku masiH ingat betul hari pertama ia masuk sekolah, sejak subuh dia sudah bangun . Seperti Biasa shalat berjama'ah Ayah, Bunda, Aku, Zora dan Lanang adik bungsuku.
Betapa air wajah menyemburat semangat yang luar biasa. Sesekali bercermin mengenakan seragam. Berdumal sendiri berlatiH memperkenal kan diri. Aaaah, lucu sekali adikku itu.
Tawaku meledak ketika ia nampak kecewa meliHat EksPresi wajahnya yang sulit diatUr.
Cerita hari ketiGAnya masuk sekolah :
"Kak,tadi Zora terpilih jadi Kandidat ketua kelas..."tutur zora dengan nafas panjang
"wah keren tuh Dek,terus kepiliH nggak?" sahutku
wajah mungil nan lugu itu memang nampak kecewa, matanya yang bening dan benarbenar suci itU terlihat sayu
"Zoraaa, kenapa sayang?" lembuT tuTurku dan ku belai kepalanya yang berlapis Kain Ke Islaman.
Zora masih saja diam. Sepi. Hanya sesekali terdengar entah musik apa dari Luar sana.
"kata Gurunya Perempuan tidak pantas kak menjadi ketua kelas" nada rendah penuh kecewa
aku menghela nafas panjang,kuatUr dudukku agar lebiH nyaman, kuhadapkan badan dan wajah Zora didepanku.
Menatapnya lamatlamat.Dan senyum tak terlupa ku gantung pada Bibir ku.
"Zoraaa, mungkin yang dimaksud Guru mu itU biar anak lelaki saja yang menjadi pemimpin dikelasmu.Supaya dia lebiH bisa menjaga temanteman mu..." belum selesai aku bicAra, suara kecil dan lembuT menyambAr
"Kak Farah kok malah membela Guru Zora sih?" dia sangat kecewa.Lari meninggalkan ku terPaku sendiri"Zora sayang,kakak belum selesai bicAra "hatiku menjerit.Sampai haBis tak terliHat lagI punggung adikku yang berlari maju.
Sampai tibA kamu berbaring berhari hari disini.Belum sempat kita bicara lagI tentang ini,setelah kejadian itU zora tak menyapaku,senyum nya selalu getir,tak memberiku kesempatan untUk mengHiburnya.Ya,mungkin hatinya sakit dan jengkel.
Zora,taukah kamu sayang.Hati kakak lebiH sakit kau diamkan.Seperti apapun usaha kakak mendEkatimu,membujuk dan memberimu yang menjadi kesenangan mu tetap saja kamu diam
Sayang,kakak juga tidak sepaham dg pendapat gurumu bAhwa perempuan tidak pantas menjadi pemimpin.
Mungkin saat itu kamu juga ingIn seperti kakak yang bisa menjadi KetUa Osis disekolah kakak.
Tapi kita berbeDa Zoraa...
Tetap saja.Tetap saja dan Tetap Saja Kakak bangga sama kamu.Maafkan Kakak,
Setelah Seminggu ini kamu samasekali diam.Hanya nafas dan terkadang airmatamu yang meleleh yang seolah memberikan petUnjuk bahwa kamu bernyawa.
.Kakak merindukan mu,kakak merindu saat saat kamu menyelinap masuk kamar kakak dan tertidur diranjang kakak, terkadang usil memberantak,menyembunyikan Buku Pelajaran kakak dan Tawa kecil kegElian mu meliHat kebingungan kakak mencri buku. Zora, bangun sayang .Izinkan kakak melanjuTkan keterangan tentang sepants apa perempuan menjadi pemimpin,dengarkan kakak mengambil tauladan muslimah yang pasti akan membuatmu semakin yakin dan tertarik.Betapa istimewanya kita perempuan.
Ayo Sayang,buka matamu...
Kami merindukan mu..."
katakan lagI sayang "Kak, Zora ingIn menjadi pemimpin" katakan laGi Kakak ingIn mendEngar kembAli:)
gambar from : Googleimage.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar